Kamis, 27 Mei 2010

Sambut Waisak, Lima Pemuda Berjalan Kaki dari Jakarta ke Borobudur

Do you want to share?

Do you like this story?


perayaan Waisak adalah untuk satu tugas dalam Buddhisme. Namun keberadaan Candi Borobudur, yang tidak dimulai kudus dan suci, juga kurang penting. Dalam semangat ini, saya harus mengatakan bahwa lima pemuda berjalan Buddha Borobudur Jakarta.
FRIETQI Suryawan - Mungkid

Walk jarak sekitar 600 km adalah ritual yang lima pemuda mencoba membuat candi Borobudur Waisak yang relevan. Mereka Darsono, Karyono, dan Susanto utomo Noviyanto. Lima siswa dari sebuah sekolah agama Buddha (menusuk) Nalanda, timur Jakarta.

Cap dan mental yang kuat dan dengan itikad baik untuk menahan diri sesuai dengan ajaran Buddhisme dan perjalanan spiritual dari halaman untuk memulai menusuk Nalanda Kampus, 8 Mei. Ini dibuat untuk siswa dari berbagai daerah Jawa Tengah untuk mengakses kesucian Waisak dengan cara mereka sendiri. "Yang lain adalah hanya persiapan mental saja (Setup) dari improvisasi Shirt hanya persediaan yang dibutuhkan untuk memasak dan tidur, tanpa peralatan.. 'S Pocket uang, dan hasil kontribusi kami, yang dikumpulkan dari lima ribu" Rp800, kata Karyono (22 tahun), pemimpin pak, dan ketika aku menemukan di sekitar Candi Borobudur kemarin.

Sepanjang pantai, sementara di Jawa Barat. Kedatangan di perbatasan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan khususnya di Losari, Brebis, mereka pindah ke koridor selatan. Login Puwokerto, baris baru sepanjang tengah Jawa Tengah, seperti Banjarnegara, Wonosobo, Magelang Waterford baru-baru ini ditandatangani.

Apakah sebagian besar perjalanan pada siang hari, ketika malam digunakan untuk sisanya. Polisi tidak lagi menjadi tempat untuk memulihkan kekuatan untuk kaki Anda terasa berat, untuk mengambil. "Mereka menyambut polisi () kepada kami dengan tangan terbuka menampar praktek. Anda lelah Tapi sebenarnya ini adalah cara kita berpikir. Bosan. Adalah rasa sakit, dan menghabiskan upaya mediasi yang kita miliki. Kita harus mampu untuk mengendapkan rasa semangat kami, "kata Karim Karyono asal klaim.

Susanto (21 tahun), Buddha muda asal Jepara orang lain menambahkan banyak pengalaman berharga diperoleh selama jalan Magelang. Tidak hanya dapat mempromosikan rasa semangat persaudaraan dan hubungan sosial antara anggota tim, tapi perjalanan membawa hubungan persaudaraan dengan agama lain.

"Selama perjalanan, sering untuk mendapatkan bantuan dari warga negara, bukan hanya agama Buddha, tetapi juga agama-agama lain Lalu kami diundang ke sebuah diskusi tentang makna hidup dan ketuhanan,." Jelasnya.

Setelah 18 hari berjalan kaki, tiba di Magelang, seperti yang dilakukan para biksu sebagai lambang pindapata tanda kota. Dan ia mengambil altar untuk berdoa di makam Hock Yong Pyo, Magelang, di mana prosesi pindapata untuk memulai, tidak ada koleksi sedekah orang beriman, kemarin pagi. Meskipun tidak bisa menyembunyikan kelelahan-Nya.

Ketika ditanya tentang masalah kejahatan, orang-orang dengan respons agama. "Karena niat baik kami, kami percaya bahwa hasil-hasil yang baik. Ini juga ditemukan selama perjalanan ke Magelang, tidak pernah dijahati orang lain," kata Susanto.

Juga, bagi mereka yang ingin merayakan Waisak, juga meluncurkan kampanye untuk membersihkan mereka kembali ke kemajuan yang dibuat pada saat Candi Borobudur. "Dalam warisan budaya yang dimulai pada nilai kesakralannya kerja hilang, sekarang kita sebenarnya Budha, dan rakyat Indonesia, ahli waris, seperti biasanya, perawatan dan perlindungan peradaban Borobudur dunia," kata Karyono.

Beberapa masalah kronis yang invetarisir Candi Borobudur, antara lain, wilayah negara mulai menurun, erosi sepatu batu dan penuh sampah, ditambahkan, dan kurangnya rasa hormat bagi pengunjung untuk mendaki atau pekerjaan dari stupa , dan hilangnya candi dijadikanya keheningan, serta pariwisata. "Jadi kita diselamatkan dengan menjaga kuil bersih, menjaga pikiran, menggunakan, sopan tidak memanjat stupa, termasuk penciptaan keheningan," dan menekankan

Susanto dan empat rekan mencapai halaman ini dalam Mendut 12:45. Rencanakan untuk tinggal setelah malam di Mendut, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur, yang hanya berjarak 3 km dari Mendut, Kamis (27 / 5). ****

YOU MIGHT ALSO LIKE

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)

Advertisements

YOUR GOOGLE ADSENSE CODE HERE (300x250)